Markup adalah strategi penting dalam bisnis tapi bagaimana cara menghitungnya dengan tepat untuk bisnis digital dan retail kamu? Temukan jenis, rumus, dan tipsnya di sini!
Apa Itu Markup?
Markup adalah selisih antara harga jual suatu produk dengan biaya pokok produksinya. Dalam dunia bisnis, markup sering digunakan sebagai strategi untuk menentukan harga jual agar bisnis tetap memperoleh keuntungan.

Secara terminologi, markup juga dikenal sebagai markup pricing, harga markup, atau markup persentase. Prinsip dasar dari markup adalah menambahkan persentase tertentu di atas biaya pokok untuk menentukan harga jual akhir.
Infografik Singkat:
- Biaya Pokok (HP) = Harga dasar produksi atau pembelian.
- Markup (%) = Tambahan keuntungan yang diinginkan.
- Harga Jual (HJ) = HP + Markup.
Kenapa Markup Penting dalam Bisnis?
Markup sangat penting karena berfungsi sebagai fondasi strategi harga dalam banyak bisnis, baik digital maupun retail. Berikut beberapa alasan utama:
- Menutup biaya produksi dan operasional
- Menjamin adanya keuntungan dari setiap penjualan
- Memberikan fleksibilitas dalam menyesuaikan harga dengan kondisi pasar
- Strategi yang sederhana dan mudah diadopsi oleh UKM dan bisnis pemula
Baca juga :
Reach Artinya Apa? Ini Pengertian, Contoh, Strategi & Perbedaannya dengan Impression dan Engagement
Planning Adalah: Panduan Lengkap Perencanaan dalam Digital Marketing 2025
Jenis-Jenis Metode Markup
Jenis Metode | Penjelasan Singkat | Cocok untuk |
---|---|---|
Berdasarkan Biaya | Tambahkan persentase tetap dari biaya pokok | Retail, UKM |
Berdasarkan Kompetitor | Menentukan harga jual dengan membandingkan pesaing | E-commerce, marketplace |
Berdasarkan Permintaan | Fleksibel berdasarkan tren dan minat konsumen | Produk musiman, digital |
Dynamic Pricing | Gunakan teknologi AI/data real-time untuk menetapkan harga | SaaS, startup modern |
Cara Menghitung Markup (Rumus & Contoh Praktis)
Rumus Umum Markup:
Markup (%) = (Harga Jual - Harga Pokok) / Harga Pokok x 100%
Contoh 1:
- Biaya Pokok: Rp100.000
- Markup: 50%
- Harga Jual = Rp100.000 + (50% x Rp100.000) = Rp150.000
Contoh 2:
- Biaya Pokok: Rp250.000
- Ingin menjual seharga Rp375.000
- Markup (%) = (375.000 – 250.000) / 250.000 x 100% = 50%
Contoh 3:
- Biaya Pokok: Rp80.000
- Harga Jual: Rp100.000
- Markup (%) = (100.000 – 80.000) / 80.000 x 100% = 25%
Perbedaan Markup vs Margin
Banyak orang sering tertukar antara markup dan margin. Padahal, keduanya memiliki konsep dan rumus yang berbeda.

Contoh Singkat:
- Harga Pokok = Rp100.000
- Harga Jual = Rp150.000
- Markup = 50%, Margin = 33.3%
Studi Kasus Penggunaan Markup
1. Toko Online (Shopee/Tokopedia)
Seorang reseller membeli produk seharga Rp50.000 dan menjualnya seharga Rp75.000 di Shopee. Ia menggunakan markup 50% untuk menutup biaya operasional, ongkir, dan fee platform.
2. Bisnis SaaS
Sebuah startup SaaS mengeluarkan biaya Rp100.000 per user untuk server dan support. Dengan markup 200%, harga langganan ditetapkan Rp300.000 per bulan.
3. Retail Offline
Sebuah café menjual kopi seharga Rp25.000, padahal biaya bahan bakunya hanya Rp8.000. Dengan markup sekitar 212%, harga ini menutupi biaya tempat, listrik, dan keuntungan usaha.
Kelebihan dan Kekurangan Strategi Markup
Kelebihan | Kekurangan |
Mudah dihitung | Bisa tidak kompetitif di pasar sensitif harga |
Cocok untuk semua skala bisnis | Tidak memperhitungkan nilai produk secara penuh |
Fleksibel dan mudah disesuaikan | Cenderung tetap meski tren berubah cepat |
Baca juga : STP Adalah Strategi Ampuh dalam Pemasaran: Panduan Lengkap, Teori, dan Studi Kasus Nyata
Tips Menentukan Markup yang Optimal
- Analisis Biaya Tersembunyi: Sertakan semua biaya tambahan seperti pajak, ongkir, fee platform, biaya marketing, dan overhead.
- Riset Harga Pesaing: Cek harga kompetitor di segmen yang sama.
- Lakukan Uji A/B Harga: Coba beberapa harga berbeda dan evaluasi performanya.
- Gunakan Tools Pricing AI: Untuk bisnis digital, pertimbangkan software seperti Prisync, Omnia, atau Dynamic Yield.
- Pertimbangkan Psikologi Harga: Harga Rp199.000 terlihat lebih menarik dibanding Rp200.000 meski hanya selisih kecil.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
1. Apakah markup sama dengan margin? Tidak. Markup dihitung dari biaya pokok, sedangkan margin dihitung dari harga jual.
2. Apakah strategi markup cocok untuk produk digital? Sangat cocok, terutama pada SaaS, eBook, atau kursus online yang biaya produksinya tetap.
3. Berapa markup ideal untuk produk makanan? Biasanya berkisar 100–200%, tergantung lokasi dan target market. Produk minuman bahkan bisa lebih tinggi.
4. Apa perbedaan markup pricing dan cost-plus pricing? Sebenarnya hampir sama. Keduanya menggunakan basis biaya pokok dan menambahkan persentase tertentu. Namun, markup pricing lebih fokus pada sisi penjual.
5. Kapan markup tidak direkomendasikan? Saat pasar sangat kompetitif atau harga sangat transparan (seperti di industri gadget atau elektronik), strategi ini bisa kurang efektif jika tidak dikombinasikan dengan pendekatan lainnya.
Kesimpulan
Markup adalah strategi penentuan harga yang sangat sederhana namun efektif, terutama untuk bisnis digital dan retail. Dengan memahami jenis-jenis markup, cara menghitungnya, serta kelebihan dan kekurangannya, kamu bisa menentukan harga jual yang sehat dan kompetitif.
Pahami strategi markup agar bisnis kamu tetap untung dan kompetitif di tengah persaingan digital.